Minggu, 16 November 2008

TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

1. AUTHORITARIAN

Seorang pemimpin adalah seorang pengendali (controller). Kata-kata yang diucapkannya adalah hukum atau peraturan dan tidak dapat diubah. Menyandarkan diri pada peraturan, memonopoli tindak komunikasi dan seringkali meniadakan umpan balik dari anggota lainnya. Kelompok yang menggunakan gaya kepemimpinan ini memiliki kemungkinan ter-organisir denagn baik dan produktif, namun hubungan antar pribadi di antara para anggota kelompok cenderung renggang dan antagonistic.

2. BUREAUCRATIC atau SUPERVISORY

Pimpinan bertindak sebagai pengawas atau supervisor dan mengkoordinasikan aktivitas kelompok. Pedoman dari gaya kepemimpinan ini adalah organisasi, bukan dari seorang pemimpin seperti pada gaya authoritarian. Pemimpin birokratik memandang hubunngan social sebagai hal yang tidak dikehendaki, ia lebih suka menjauhkan dan tidak memperhatikan persoalan-persoalan antarpribadi yang dihadapi para anggotanya. Pemimpin birokratik cenderung berkomunikasi melalui saluran tertulis secara resmi. Kelompok yang memakai gaya kepemimpinan ini akan lebih produktif, sebab segala sesuatunya terorganisir dengan baik, namun ada kecenderungan dari anggota kelompok untuk bersikap apatis.

3. DIPLOMATIC

Seorang manipulator yang melaksanakan kepemimpinannya agar menjadi pusat perharian para anggota kelompoknya. Sedikit menggunakan control atau setidaknya lebih halus dalam memakai control tersebut dan lebih luwes disbanding pemimpin authoritian. Ia tidak terpaku terhadap suatu aturan khusus sehingga lebih bebas untuk menggunakan strategi-strategi tertentu untuk memanipulasi orang lain. Dengan demikian, pemimpin diplomatic terbuka dengan adanya saran dan umpan balik yang demokratis dari anggota kelompoknya.

4. DEMOCRATIC

Pemimpin yang tidak banyak menggunakan control, bila dibandingan dengan tiga gaya kepemimpinan sebelumya. Pemimpin demokratik mengharapkan anggotanya untuk berbagi tanggung jawab dan mampu mengembagkan potensi kepemimpinan yang dimilikinya. Memiliki kepedulian terhadap hubungan antarpribadi maupun hubungan tugas di antara para anggota kelompok. Meskipun tampak kurang terorganisir dengan baik, namun gaya ini dapat berjalan dalam suasana yang rileks dan memiliki kecenderungan untuk menghasilakn produktivitas dan kerativitas, karena gaya kepemimpinan ini mampu mengmaksimalkan kemampuan yang dimiliki para anggotanya.

5. LAISSEZ-FAIRE atau GROUP-CENTERED

Gaya ini tidak berdasar pada aturan-aturan. Seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini menginginkan seluruh anggota kelompoknya berpartisipasi tanpa memaksakan atau menuntut kewenanagn yang dimilikinya. Tindak komunikasi dari pemimpin ini cenderung berlaku sebagai seorang penghubung yang menghubungkan kontribusi atau sumbang pemikiran dari anggota kelompoknya. Jika tidak ada yang mengendalikannya, kelompok dengan gaya ini akan menjadi tidak teroganisir, tidak produktif, dan anggotanya akan apatis, sebab mereka merasa bahwa kelompoknya tidak memiliki maksud dan tujuan yang hendak dicapai.

Meskipun demikian, dalam situasi tertentu, khususnya dalam kelompok terapi, gaya kepemimpinan ini adalah yang paling layak dan efektif dari gaya-gaya kepemimpinan terdahulu.

6. GAYA PELOPOR

Pemimpin sejenis ini biasanya selalu di depan (pelopor) untuk memberikan contoh atau suri tauladan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Ia benar-benar tokoh yang patut diteladani karena sebelum menyuruh atau memerintah orang lain, ia lebih dulu berbuat. Dengan kata lain, sang pemimpin lebih banyak sebagai pelopor di segala bidang demi kepentingan masyarakat luas, bukan melaksanakan kebijaksanaan untuk kepentingan pribadi, keluarga maupun kelompoknya.

7. GAYA MANIPULASI

Pemimpin sejenis ini selalu melakukan tipuan dan rayuan. Artinya ia menipu dan merayu masyarakat yang dipimpinya agar melakukan yang dikehendakinya. Sang pemimpin selalu memutar balikan fakta atau memanipulasi keadaan sebenarnya. Pemimpin yang bergaya manipulasi biasanya berhasil karena masyarakat yang dipimpinnya terdiri dari orang-orang yang kurang pendidikannya. Gaya kepemimpinan manipulasi banyak ditemukan terutama di negara-negara berkembang

8. GAYA TRANSAKSI

Pemimpin sejenis ini selalu melakukan transaksi dengan para anggota masyarakat yang dipimpinnya. Ia melakukan transaksi kepada orang yang taat dan patuh serta bersedia melaksanakan dan membantu segala kehendaknya.

9. GAYA BIAR TELAMBAT ASAL SELAMAT

Pemimpin sejenis ini melakukan segala sesuatunya sangat berhati-hati. Ia berprinsip alon-alon asal kelakon (biar lambat asal selamat). Dengan kata lain ia berpendapat biar pelan tapi pasti untuk melompat jauh ke depan. Jika bertindak sang pemimpin tidak mau terburu-buru, tapi selalu memperhitungkan secara mendalam. Di sisi lain, pemimpin sejenis ini tidak mau menonjol dan bicaranya kalem (lemah lembut)

10. GAYA ALANG-ALANG

Pemimpin sejenis ini disebut gaya alang-alang karena tak ubahnya seperti daun alang-alang sangat mudah bergoyang jika dihembus angin. Gaya alang-alang juga dapat disebut gaya layangan putus. Artinya pemimpin pada jenis ini selalu mengikuti kearah mana anginaberhembus. Keputusan pemimpin selalu berubah-ubah, pendiriannya tidak pernah kokoh.

11. VISIONARY

kepemimpinan yang memiliki Visi sehingga mampu membawa staf ketujuan bersama dan didukung dengan adanya emotional quality management akan menunjang kesuksesan hubungan antar pribadi, khususnya hubungan antara atasan dan bawahan sebagai salah satu bentuk keberhasilan seorang pemimpin. Untuk itu para pemimpin yang ada di organisasi juga perlu memupuk ketrampilan kepemimpinan EQ untuk memberdayakan karyawan.

12. COACHING

kepemimpinan yang memberikan kesempatan pengasuhan ataupun pembelajaran. Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.

13. AFFILIATE

· kepemimpinan yang mengedepankan keharmonisan ataupun kerja sama antar fungsi

· Ini tipe yang berusaha membangun ikatan (bond) yang kuat antara dirinya dengan karyawan

· Berupaya menciptkan sense of belonging karyawan terhadap perusahaan dan akan bagus untuk membangun loyalty

· Menciptakan suasana trust one another

· Bisa digunakan untuk motivate people during stressful moment. Misalkan ketika sebelumnya dipimpin oleh seorang pemimpin yang ditaktor atau coercive , maka diperlukan gaya kepemimpinan yang dekat dengan karyawan untuk membangun hubungan emosional

· Disini umumnya dilakukan oleh Leader yang memiliki Emotional Intelligent dalam hal Communication dan Building Relationship yang tinggi

· Climate yang terbentuk : Positive

14. PACESETTING

· kepemimpinan yang mampu memberikan model pencapaian sehingga lebih membumi.

· Ini bisa dibilang tipe Idealis/Perfectionis

· Dia menganggap orang lain mampu seperti dirinya

· Biasanya dia set high standar for performance (standar tinggi)

· Bisa cocok ketika mengharapkan quick result dan karyawan harus highly motivated dan sangat kompeten

· Kalau karyawan bilang tidak mampu maka jawaban dia “Berarti aku menempatkan orang yang salah”

· Climate yang terbentuk : Negative

15. COMMANDING

kepemimpinan yang dapat bersikap tegas serta berani mengambil resiko, jika diperlukan.

16. KEPEMIMPINAN PRIBADI

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung mengadakan kontak dengan bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan tingkat atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai detail. Dalam hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.

17. KEPEMIMPINAN NON-PRIBADI

Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak langsung dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah ada. Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab. Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat, karena segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang panjang.

18. KEPEMIMPIANAN KEBAPAK-AN

ipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah kepada anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih bertanggung jawab.

19. KEPEMIMPINAN KHARISMATIK

Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang amat kuat. Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut. Termasuk pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, J.F.Kennedy dan Khomeini. Kepemimpinan tipe ini adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku.

20. DIRECTING

Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.

21. SUPPORTING

Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja.

22. DELEGATING

Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalam pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.

23. KEPEMIMPINAN MENYERANG / MENGGUNAKAN

Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan segala sesuatu dari luar dirinya sebagai miliknya sendiri ketika menjalankan tugasnya.

24. KEPEMIMPINAN MENIMBUN

Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya tidak bersedia menerima hal-hal dari luar, tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapatnya sendiri walaupun seringkali pendapatnya diambil dari luar dirinya sesuai dengan kepentingannya. (Erich Fromm)

25. KEPEMIMPINAN POSITIF

Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggiatkan kerja pengikutnya dengan jalan memberi kepuasan hati mereka. Pimpinan tidak hanya memerintah, tapi juga memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota, dan memberi kebebasan untuk melaksanakan. (Keit Davis)

26. KEPEMIMPINAN NEGATIF

Bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan kekuasaan untuk mengancam atau menakut-nakuti agar anggota mengerjakan tugas mereka. (Keit Davis)

27. KEPEMIMPIANAN PERWAKILAN

Bentuk kepemimpinan yang diangkat menjadi wakil dari kelompok tertentu sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok. (W.C Whyte)

28. PARTICIPATIVE LEADERSHIP

Pemimpin tidak hanya meminta dan menggunakan saran-saran anggota, tapi juga membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan yang ada dalam kelompok.

29. ACHIVEMENT ORIENTED LEDERSHIP

Pemimpin menanamkan kesadaran akan tantangan tujuan kelompok untuk anggota-anggota kelompok dan menunjukkan sikap pada anggota bahwa dapat mencapai tujuan tersebut

30. MERAK KACANGCANG (SUNDA)

Tipe pemimpin yang digambarkan sebagai burung merak. Suka pamer akan apa yang dimilkinya, baik harta kekayaan, ilmu pengetahuan, kecakapan, ketampanan, pangkat dan sebagainya. Contoh dalam dunia Pewayangan adalah Subali atau prabu Rahwana. Mereka suka pamer. Takabur, seolah olah dialah yang paling pinter dan gagah. Pinter aing henteu batur. Mereka punya watak demikian karena reueus punya aji Pancasona, ilmu kekebalan diri moal paeh-paeh.

31. KIDANG KANCANA (SUNDA)

Tipe pemimpin yang vested interest terhadap posisi maupun kedudukan yang lebih menguntungkan bagi dirinya sendiri. Dia pindah-pindah tempat kerja yang kiranya lebih enak menurut pandangan dia, walaupun dengan cara-cara yang tak wajar ataupun licik. Contoh dalam Pewayangan adalah Kombayana, yang mengembara keluar dari negeri Keling untuk mencari-cari posisi dan kedudukan yang lebih sohor. Menunggangi dewi Lotama, seorang widadari yang menyamar sebagai kuda, yang dapat menyeberangi samudra. Dari perilaku Kombayana menunggangi kuda tersebut, maka lahirlah Aswatama, putra satu-satunya Kombayana.

32. GENTONG NGUMES (SUNDA)

Tipe pemimpin yang pamrih. Dia mempunyai ilmu yang tinggi tapi tidak mau mengajarkan dan mengamalkan apabila tak ada imbalan jasa. Contoh dalam pewayangan adalah Togog, atau Karna dipati Awangga. Dia tak mau meladengi permintaan seseorang bila tak ada imbalannya, yang cocok menurut selera dia.

33. PURWA SAJATI (SUNDA)

Tipe pemimpin yang punya sifat amanah dan fatonah. Tidak pamrih. Melaksanakan tugas secara ikhlas, sepi hing pamrih rame hing gawe. Contoh dalam pewayangan adalah prabu Dharma Kusumah, yang berarti ngalakoni atau menjalankan tugas kenegaraan.

34. KEPEMIMPINAN AGITATOR

Tipe kepemimpinan ini diwarnai dengan kegiatan pemimpin dalam bentuk tekanan, adu domba, memperuncing perselisihan, menimbulkan dan memperbesar perpecahan/pertentangan dan lain-lain dengan maksud untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri. Agitasi yang dilakukan terhadap orang luar atau organisasi lain, adalah untuk mendapatkan keuntungan bagi organisasinya dan bahkan untuk kepentingan pemimpin sendiri

35. KEPEMIMPINAN SIMBOL

Tipe kepemimpinan ini menempatkan seorang pemimpin sekedar sebagai lambang atau simbol, tanpa menjalankan kegiatan kepemimpinan yang sebenarnya.

36. KEPEMIMPINAN PARTISIPASI

Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku Initiating Structure-nya relatif berkadar rendah dan perilaku Concideration-nya juga relatif berkadar tinggi.Indikatornya, antara lain: (a) Pengarahan dan pengawasan pimpinan berkurang, sebaliknya ia lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan pendapat dan saran bawahan; (b) Pemimpin lebih banyak memberikan kesempatan kepada bawahan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah; (c) Pemimpin memberikan dorongan kepada bawahan dan memberikan bimbingan kepada bawahan dalam pemecahan permasalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri oleh bawahan; (d) Pemimpin menganggap bawahan sebagai mitra kerja, sehingga hubungan kerja bersifat kolegial.

37. KEPEMIMPINAN KONSULTASI

Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku Initiating Structure-nya relatif berkadar tinggi dan perilaku Concideration-nya juga relatif berkadar tinggi.Indikatornya, antara lain: (a) Pemimpin banyak memberikan pengarahan, tetapi juga banyak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berpartisipasi; (b) Pemimpin banyak memberikan penjelasan tentang keputusan yang diambil, tetapi juga banyak mendengarkan pendapat dan saran bawahannya; (c) Pemimpin memberi kesempatan kepada bawahan dalam setiap proses pengambilan keputusan, akan tetapi ia masih memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap pelaksanaanm tugas yang dilakukan bawahannya; (d) Pemimpin banyak mendengarkan pendapat bawahan dan mendorong bawahan untuk melaksanakan tugas sesuai degan aturan-aturan organisasi yang berlaku; dan (e) Pemimpin dan bawahan bertukar pendapat dalam proses pemecahan masalah dan pengambolan keputusan. Dengan demikian proses komunikasinya dua arah.

38. KEPEMIMPINAN MILITERISME

Seorang pemimpin dengan tipe militeristis tidak berarti selalu seorang pemimpin dari organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut :

· Dalam menggerakan bawahannya lebih sering mepergunakan sistem perintah;

· Dalam menggerakan bawahan senang bergantung pada pangkat dan jabatannya;

· Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;

· Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;

· Sukar menerima kritik dari bawahannya;

· Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Berdasarkan ciri-ciri di atas maka dapat dilihat bahwa seorang pemimpin yang militeristis bukanlah pemimpin yang ideal dalam suatu masyarakat sipil karena akan membungkam aspirasi warga. Sesuai dengan namanya, tipe ini selayaknya ditarapkan di kalangan militer yang secara organisatoris memang memiliki struktur yang hirarkhis.