Minggu, 16 November 2008

TEORI SISTEM SOSIAL KATZ DAN KHAN

Teori Sistem Sosial Katz dan Kahn

Teori-teori klasik dan perilaku sering merujuk kepada komunikasi terutama dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk kegiatan komunikasi alih-alih sebagai suatu proses penghubung (a linking process). Komunikasi sebagai suatu proses penghubung akan mempunyai arti khusus bila kita menerima pendapat Katz dan Kahn bahwa struktur sosial berbeda dengan struktur mekanis dan struktur biologis. Entitas-entitas fisik dan biologis seperti mobil dan binatang mempunyai struktur anatomi yang dapat diidentifikasi ketika entitas-entitas itu bahkan tidak sedang berfungsi. Ketika suatu organisme biologis berhenti berfungsi, tubuh fisiknya masih dapat diperiksa lewat pembedahan (postmortem analysis).
Bila suatu sistem sosial berhenti berfungsi, ia tidak lagi mempunyai struktur yang dapat diidentifikasi. Sebabnya adalah karena sistem sosial merupakan struktur peristiwa alih-alih merupakan bagian-bagian fisik, dan tidak mempunyai struktur yang terpisah dan kegiatannya. Jaringan komunikasi suatu organisasi, misalnya, mempunyai sedikit persamaan dengan sistem peredaran darah atau sistem saraf dan organisme biologis, meskipun kita cenderung sering membandingkan keduanya. Karena analogi tersebut tampaknya menarik, kita sering terhambat untuk memahami perbedaan yang hakiki antara sistem sosial dan siste,m biologis.
Katz dan Kahn menerangkan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang merupakan tindakan komunikatif (verbal dan nonverbal, berbicara dan diam). “Komunikasi, pertukaran informasi dan transmisi makna, adalah inti suatu sistem sosial atau suatu organisasi”. Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin untuk menggolongkan bentuk-bentuk interaksi sosial seperti “penggunaan pengaruh, kerja sama, penularan sosial atau peniruan, dan kepemimpinan” ke dalam konsep komunikasi. Seperti yang akan anda lihat, kami mengambil suatu perspektif yang konsisten dengan pandangan ini dan menganggap komunikasi sebagai proses penghubung yang utama dalam organisasi dengan sejumlah proses muncul sebagai akibat dan “berkomunikasi” yang terjadi dalam organisasi. Kami menyebut bentuk-bentuk khusus komunikasi sebagai
keterampilan dan kegiatan komunikasi organisasi.
Teori sistem menyadari bahwa suatu keadaan yang terorganisasikan perlu mengenal berbagai hambatan untuk mengurangi komunikasi acak ke saluran-saluran yang sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi. Pengembangan organisasi, misalnya, mungkin perlu menciptakan saluran-saluran komunikasi baru. Katz dan Kahn berpendapat bahwa “watak suatu sistem sosial, mengisyaratkan selektivitas saluran dan tindakan komunikatif, suatu mandat untuk menghindari sebagian saluran dan tindakan komunikatif dan menggunakan yang lainnya”.
Secara ringkas, Scott (1961) mengatakan bahwa “organisasi terdiri dari bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya, menerima pesan-pesan dari dunia luar, dan menyimpan informasi. Fungsi komunikasi bagian-bagian ini sekaligus merupakan konfigurasi yang menggambarkan sistem secara keseluruhan” Mungkin dapat dikatakan bahwa, dari sudut pandang sistem, komunikasi adalah organisasi. Hawes (1974), bahkan, menyatakan hal ini: “Suatu kolektivitas sosial adalah perilaku komunikatif yang terpolakan; perilaku komunikatif tidak terjadi dalam suatu jaringan hubungan, tetapi merupakan jaringan itu in sendiri”. Kita dapat menganggap adanya organisasi dan kemudian menerangkan serta berharap memahami fungsinya, bagaimana orang-orang saling berhubungan, dan beberapa isu penting yang mempengaruhi cara manusia dan organisasi berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar